Wednesday, February 15, 2012

usia kita

::: KETIKA USIA MAKIN DEWASA :::



“Ya Tuhanku, berilah kami ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dan kepada Ibu-bapak kami , serta untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhoi. Karuniakanlah kebaikan kepada kami dengan memberi kebaikan kepada anak-cucu kami.

Sungguh kami bertobat kepada-Mu, dan sesungguhnya kami termasuk golongan orang-orang yang berserah diri.” Al-Ahqaaf (QS 46:15)



Ayat di atas adalah do’a kesadaran akan hakikat hidup yang diajarkan Allah kepada manusia atas tiap pertambahan dan kematangan usianya .




Inilah do’a sarat makna yang penuh keterbukaan dan kesadaran akan peran masa lalu (orang tua), masa kini (diri kita sendiri), dan harapan masa depan (anak-cucu).

Inilah do’a keselamatan setelah menjalani hidup hingga cukup bekal pengalaman serta berkesempatan untuk menata ulang setelah melihat tantangan proyeksi dirinya di masa depan.

Inilah do’a penuh permohonan, penuh kesyukuran, dan penuh pertobatan yang perlu dilantunkan secara khusyuk, intim, dan sepenuh jiwa oleh siapa pun yang punya kesadaran akan umur, posisi, peran, peluang, serta hakikat kehidupannya.



Sungguh ketika seseorang menapaki usia 40 , telah sampailah ia pada fase kearifan hidup.


Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad :
“Barangsiapa yang telah melampui usia 40 tahun sedangkan kebaikannya tidak dapat mengalahkan kejahatannya, maka hendaklah dia mempersiapkan dirinya untuk masuk kedalam Neraka”


Puncak fase fisik sudah dilampauinya, simpang jalan kehidupan sudah diketahuinya, derita dan bahagia sudah dialaminya, serta jalur, rambu, dan lapis-lapis kehidupan sudah transparan bagi mata batinnya.


Pada usia ini, seseorang sudah bisa mengukur secara tepat kekuatan dan kelemahan dirinya, tinggallah kemudian mana pilihan jalan yang akan diteruskanya. Persoalan kehidupan sudah semakin kelihatan berat dan bukan lagi fase fisik, bukan lagi fase coba-coba, melainkan fase kearifan hidup.


Dua kata kunci pada do’a ini adalah "SYUKUR" dan "TAUBAT".
Hakikat syukur adalah penegasan pengakuan diri akan nikmat yang telah diterimanya serta ungkapan rasa terima kasih kepada Allah atas segala kebaikan-Nya.

Sementara inti tobat adalah saling ‘berbuat kebaikan’ antara manusia dengan Allah. Dimulai dari manusia yang ‘berbuat kebaikan’ dengan penyesalan kemudian dibalas oleh Allah ‘berbuat kebaikan’ dengan pengampunan dan pemberian rahmat-Nya serta manusia bertobat lantas Allah mengampuninya.


Inilah hubungan mesra dan bermakna hakiki antara mahluk dan sang Khalik...


Saudaraku yang dirahmati Allah ..
Janganlah menunda-nunda berbuat kebaikan ,
karena tidak ada yang tahu batas usia kita ...





Wallahua'lam ,
Barakallahufikum ..
Keep Istiqomah ,,

No comments:

Post a Comment